Pada awalnya, 14 Februari dirayakan sebagai hari peringatan untuk Santo Valentinus. Legenda yang umum beredar adalah bahwa ia dihukum mati di Roma sekitar tahun 270 karena nekat menikahkan pasangan kristiani, meski sudah dilarang oleh Kaisar Klaudius II.
Legenda lain juga bercerita tentang surat bertuliskan "dari Valentine-mu" yang ia kirimkan kepada seorang gadis yang ia sembuhkan dari kebutaan, pada malam sebelum ia dihukum mati.
Mungkin karena kuatnya pesan cinta kasih dari legenda-legenda tersebut, hari peringatan ini kemudian dimaknai menjadi hari kasih sayang—sebuah hari ketika orang-orang saling mengungkapkan kasih dengan memberikan kartu, bunga, atau hadiah kepada mereka yang dikasihi.
Sungguh sayang jika kita harus menunggu tanggal 14 Februari hanya untuk mengungkapkan kasih. Sebab, kita bisa dan perlu melakukannya, kapan pun orang lain memerlukannya. Kita juga tidak boleh hanya hidup penuh kasih ketika hari Valentine tiba.
Sebab, merupakan panggilan setiap orang percaya untuk hidup dalam kasih dan selalu memancarkan kasih. Bukan hanya kepada orang yang kita kasihi, melainkan juga kepada semua orang, termasuk musuh-musuh kita. Begitu pentingnya panggilan ini, sehingga Paulus berkata bahwa sekalipun kita memiliki segala hikmat, iman, dan karunia, tetapi tanpa kasih, hidup kita sia-sia saja.
Namun demikian, hari Valentine ini dapat dijadikan momentum untuk becermin dan memperbaiki kualitas kasih dalam hidup kita. Sudahkah kita hidup dalam kasih dan memancarkan kasih seperti yang Tuhan harapkan?
HIDUPLAH DALAM KASIH BUKAN HANYA PADA HARI VALENTINE, MELAINKAN SETIAP SAAT DALAM HIDUP KITA
No comments:
Post a Comment